Kinerja Bisnis Membaik, PT Martina Berto Tbk Optimis Raih Pertumbuhan Penjualan

image

PT Martina Berto Tbk, pada hari ini, Jumat (29 Juli) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) untuk melaporkan tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2021. Laporan keuangan tahunan tersebut telah diterima dengan baik dan mendapatkan pengesahan, serta persetujuan di RUPS.

Dalam rapat tahunan ini, Direksi Perseroan melaporkan kinerja PT Martina Berto Tbk (MBTO) pada tahun 2021 yang mampu mencatatkan perbaikan kinerja. Sementara kinerja bisnis di tahun ini pun juga cukup menggembirakan. Di triwulan pertama tahun ini saja, MBTO mampu mencatatkan pertumbuhan penjualan sekaligus menekan rugi yaitu mencetak pertumbuhan penjualan sebesar 47,71% secara year on year (yoy) menjadi Rp 74 miliar. Kontribusi terbesar berasal dari segmen kosmetik yang menyumbang penjualan paling besar, tumbuh 73,51% yoy menjadi Rp 51,21 miliar. Lalu, segmen jamu naik 71,24% yoy menjadi Rp 595,23 miliar, lain-lain bertumbuh 25,58% ke Rp 35,52 miliar.

Kenaikan penjualan ini juga seiring dengan meningkatnya beban pokok penjualan perseroan yang naik 20,64% menjadi Rp 43,17 miliar pada kuartal I-2022. Pada periode yang sama di tahun lalu beban pokok penjualan MBTO sebesar Rp 35,78 miliar. Selain itu, penyusutan beban juga terjadi pada beban penjualan dan pemasaran yang turun 18,03% yoy menjadi Rp 16,48 miliar. Beban umum dan administrasi juga turun dari Rp 19,13 miliar menjadi Rp 16,78 miliar.

Direktur Utama PT Martina Berto Tbk, Bryan David Emil menyampaikan rasa optimisnya bahwa secara umum prospek kinerja MBTO di tahun ini dapat membaik seiring dengan perbaikan dari sisi penjualan bersih dan laba sebelum pajak. Ia pun menambahkan bahwa manajemen MBTO akan terus berupaya meningkatkan kualitas dan image brand antara lain Sariayu Martha Tilaar, Biokos, dan Rudy Hadisuwarno Cosmetics, rejuvinasi pada desain kemasan, inovasi, dan reformulasi produk, investasi pada media digital dan meningkatkan penjualan online, perbaikan di bagian manufaktur, rantai pasok, purchasing, hingga konsolidasi akuntansi keuangan. Selain itu, MBTO juga mempertajam strategi untuk pemasaran dan multidistributor yakni dengan Tiga Raksa, dan Penta Valent, serta yang terbaru dengan Dos Ni Roha (DNR). MBTO juga berusaha memperkuat penjualan melalui PT Tara Parama Semesta (TPS) yang mengelola gerai Martha Tilaar Shop (MTS) dan penjualan online, serta unit usaha PT Cedefindo (anak perusahaan MBTO) yang bergerak di bidang contract manufacturing.

MTS merupakan gerai yang menargetkan pasar kelas menengah atas dengan varian produk Perseroan yang lebih banyak dibanding gerai-gerai independen sekaligus berfungsi sebagai customer experience centre bagi para konsumen. Hingga saat ini Perseroan memiliki 9 gerai MTS, plus 4 gerai shop-in-shop. Sementara PT Cedefindo merupakan perusahaan toll manufacturing dengan mekanisme resource sharing yang memproduksi kurang lebih 80% peredaran indie brand di market Indonesia. Tak hanya indie brand, beberapa perusahaan nasional dan multinasional.  juga mempercayakan produksi produk-produk mereka kepada PT Cedefindo. Berpengalaman sejak tahun 1981, PT Cedefindo terus mempertahankan dan meningkatkan existing client maupun klien baru baik lokal ataupun multinasional.

Dengan strategi-strategi tersebut, MBTO merencanakan untuk mencapai target net sales 2022 sebesar Rp 416 milliar yaitu bertumbuh sebesar 97,15 % dibanding net sales tahun 2021 dengan antara lain melakukan efisiensi di COGS dari 68,33% di 2021 menjadi 63,23% di 2022, lalu biaya pemasaran dan penjualan dari 38,21% di 2021 menjadi 22,78% di 2022, sehingga Earning Before Interest Depreciation (EBITDA) dari minus Rp 66 milliar di 2021 menjadi positif Rp 28 miliar di 2022, operating profit Rp 7 miliar di tahun 2022 dari minus Rp 99 miliar di tahun 2021, sementara profit after tax dari minus Rp148 milliar di 2021 menjadi minus Rp15, 353 milliar di 2022 sehingga hampir semua rasio keuangan di 2022 jauh membaik dibandingkan 2021.


IMG