Kilala Tilaar Prediksi Pemulihan Bisnis Kosmetik Dalam Indonesia Industry Outlook 2021 Conference

image

Kondisi pandemi dan resesi ekonomi adalah dua isu yang menjadikan tahun 2020 sebagai tahun yang penuh tantangan bagi perjalanan bisnis berbagai industri di Indonesia. Mulai dari industri perbankan, media, asuransi, FMCG, hingga kecantikan ikut merasakan dampaknya. Seperti sebagian besar perusahaan kosmetik, Martha Tilaar Group pun tak luput dari imbas pandemi dan resesi sehingga perlu melakukan manuver strategi, khususnya secara internal. Kilala Tilaar selaku CEO Martha Tilaar Group memaparkan strategi yang diambil Martha Tilaar Group untuk bisa bertahan dalam masa resesi ini dalam sebuah talkshow pada Indonesia Industry Outlook 2021 Conference yang dimoderatori oleh Vita Datau selaku Ahli Manajemen dan Ketua Jaringan Gastronomi Indonesia.


Diprediksi oleh Kilala, perbaikan penjualan industri akan sedikit lama. Meskipun di quarter ketiga akan ada perbaikan namun untuk kembali mencapai posisi tahun 2019, akan memerlukan waktu. Karena itulah, Martha Tilaar Group kini melakukan beberapa strategi di antaranya pemanfaatan platform digital, menjaga komunikasi dengan konsumen malalui influencer seperti blogger dan vlogger, serta melakukan penjualan secara online termasuk home delivery.

Mengantisipasi perbaikan iklim bisnis yang relatif membutuhkan waktu lama, Kilala selaku pimpinan Martha Tilaar Group memaparkan sejumlah strategi yang diambil demi keberlangsungan bisnis perusahaan. Di antara beberapa strategi tersebut, yang paling utama adalah dengan mengelola aliran dana dengan bijak agar bisnis bisa bertahan. “Dengan perubahan yang terjadi akibat pandemi, secara internal kamu juga mengalami perubahan. Kami menerapkan efisiensi, baik dalam alokasi investasi maupun cara kerja kami,” ujar Kilala. 

Selain efisiensi, konsistensi dalam inovasi dan fleksibilitas dalam melakukan promosi yang relevan dengan generasi muda juga perlu dilakukan. Kini, penggunaan medial digital dan online akan membawa dampak yang signifikan, terutama di masa pandemi ini. Berkolaborasi dengan influencers sangatlah baik untuk menjembatani komunikasi perusahaan dengan konsumen.

Jeli melihat perubahan dan adaptif juga menjadi kunci mempertahankan bisnis di masa pandemi. Dilihat dari competitive chance, kini permintaan dan penjualan memang lebih tertuju pada produk yang terkait dengan kesehatan dan kebersihan (hygiene) seperti hand sanitizer, sabun cuci tangan, dan disinfektan, namun ada satu pasar yang menarik perhatian yaitu jamu. “Penjualan jamu oleh UMKM meningkat, seharusnya kita bisa bersama-sama memaksimalkan peluang ini, mengingat jamu adalah kekayaan bangsa kita,” ujar Kilala. Karena itulah, kini Martha Tilaar Group juga lebih serius menggarap produk jamu dan hand sanitizer.

“Kami mempertahankan tanaman lokal dan keindonesiaan dalam produk kami. Kami berusaha selalu mendengarkan kebutuhan konsumen untuk pengembangan produk. Produk dekoratif tentu masih akan dibutuhkan karena meskipun sebagian orang bekerja dari rumah, namun tampil profesional tetap perlu dilakukan. Kami juga akan tetap mengembangkan inovasi, misalnya dengan pengembangan produk perawatan kulit,” lanjut Kilala.

IMG